Startup ITB Luncurkan Aplikasi Penerjemah Bahasa Isyarat Berbasis AI

PUNGGAWATECH – Sebuah inovasi teknologi assistive terbaru telah dikembangkan oleh tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui aplikasi bernama HearMe. Quartet founder yang terdiri dari Athalia Mutiara Laksmi, Nadya Sahara Putri, Octiafani Isna Ariani, dan Safirah Nur Shabrina mengawali pengembangan platform digital ini pada 2019 setelah mendapat insight langsung dari interaksi dengan pengemudi ojek online penyandang tunarungu.

Teknologi Real-Time Translation dengan Visualisasi 3D

Platform HearMe mengusung teknologi canggih yang mampu mengkonversi input audio dan teks menjadi representasi visual bahasa isyarat melalui animasi tiga dimensi. Sistem ini bekerja dengan algoritma yang memungkinkan “Teman Dengar” untuk berkomunikasi secara real-time dengan komunitas tunarungu melalui antarmuka yang intuitif.

Roadmap pengembangan aplikasi ini juga mencakup implementasi computer vision untuk mendeteksi gerakan bahasa isyarat yang kemudian akan ditransformasikan menjadi output audio atau tekstual, menciptakan komunikasi dua arah yang seamless.

Ekosistem Digital Inklusif

Lebih dari sekadar translator, HearMe menghadirkan ekosistem pembelajaran komprehensif dengan modul edukasi Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO), portal berita khusus “Hear News” yang mengangkat narasi inspiratif komunitas disabilitas, serta teknologi speech-to-text real-time untuk transkripsi instan.

Validasi dari Stakeholder Komunitas

Dalam soft launch yang digelar, kehadiran Surya Sahetapy dari Rochester Institute of Technology dan musisi Yura Yunita sebagai founder Merakit Ruang Kolaborasi memberikan perspektif autentik tentang urgensi teknologi inklusif ini. Sahetapy menekankan bahwa barrier komunikasi yang ada saat ini menciptakan digital divide yang signifikan di berbagai sektor kehidupan.

“Gap aksesibilitas komunikasi ini menciptakan disparitas sistemik mulai dari lingkungan akademik hingga profesional,” ujar Sahetapy, menyoroti pentingnya solusi teknologi yang dapat menjembatani kesenjangan ini.

Track Record Kompetitif di Kancah Global

Solusi teknologi HearMe telah melewati validasi melalui berbagai kompetisi startup bergengsi, meraih pengakuan sebagai “Most Innovative Idea” di Bandung Startup Pitching Day 2019, menembus runner-up Swiss Innovation Challenge Indonesia, hingga menjadi representasi Indonesia di Swiss Innovation Challenge Switzerland sebagai 22 besar finalist.

Prestasi internasional lainnya mencakup kemenangan di Diplomat Success Challenge yang disponsori Wismilak Foundation dan pengakuan di The Transformers Summit Senegal oleh Islamic Development Bank, menunjukkan potensi skalabilitas global dari inovasi lokal ini.

Menurut Athalia, visi jangka panjang HearMe adalah menciptakan ekuitas digital yang menghilangkan segregasi komunikasi antara komunitas tunarungu dan non-tunarungu melalui adopsi teknologi yang user-friendly dan accessible.

Tinggalkan Balasan